Selasa, 08 Desember 2009
"Tuhanku, Anugerahilah Aku kemampuan untuk mensyukuri nikmat-Mu yang Telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya dan (anugerahi pula aku kemampuan) sehingga aku dapat beramal shaleh yang Engkau ridhai; dan juga kiranya kebaikan yang Engkau anugerahkan itu mengalir pula berupa kebaikan kepada anak cucuku. Sesungguhnya Aku bertaubat kepada-Mu dan Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang berserah diri" (QS. Al-Ahqaf : 15)
Louise Redden, seorang ibu kumuh dengan baju kumal, masuk ke dalam sebuah supermarket.
Dengan sangat terbata-bata dan dengan bahasa yang sopan ia memohon agar diperbolehkan mengutang.
Ia memberitahukan bahwa suaminya sedang sakit dan sudah seminggu tidak bekerja. Ia memiliki tujuh anak yang sangat membutuhkan makan. John Longhouse, si pemilik supermarket, mengusir dia keluar.
Sambil terus menggambarkan situasi keluarganya, si ibu terus menceritakan tentang keluarganya.
'Tolonglah, Pak, Saya janji akan segera membayar setelah aku punya uang.'
John Longhouse tetap tidak mengabulkan permohonan tersebut. 'Anda tidak mempunyai kartu kredit, anda tidak mempunyai garansi,' alasannya.
Di dekat counter pembayaran, ada seorang pelanggan lain, yang dari awal mendengarkan percakapan tadi. Dia mendekati keduanya dan berkata : 'Saya akan bayar semua yang diperlukan Ibu ini.'
Karena malu, si pemilik toko akhirnya mengatakan, ' Tidak perlu,Pak. Saya sendiri akan memberikannya dengan gratis.
Baiklah, apakah ibu membawa daftar belanja ?'
' Ya, Pak. Ini,' katanya sambil menunjukkan sesobek kertas kumal.'
Letakkanlah daftar belanja anda di dalam timbangan, dan saya akan memberikan gratis belanjaan anda sesuai dengan berat timbangan tersebut.' Dengan sangat ragu-ragu dan setengah putus asa, Louise menundukkan kepala sebentar, menuliskan sesuatu pada kertas kumal tersebut, lalu dengan kepala tetap tertunduk, meletakkannya ke dalam timbangan. Mata Si pemilik toko terbelalak melihat jarum timbangan bergerak cepat ke bawah.
Ia menatap Pelanggan yang tadi menawarkan si ibu tadi sambil berucap kecil, 'Aku tidak percaya pada yang aku lihat.'
Si pelanggan baik hati itu hanya tersenyum. Lalu, si ibu kumal tadi mengambil barang-barang yang diperlukan, dan disaksikan oleh pelanggan baik hati tadi, si Pemilik toko menaruh belanjaan tersebut pada sisi timbangan yang lain.
Jarum timbangan tidak kunjung berimbang, sehingga si ibu terus mengambil barang-barang keperluannya dan si pemilik toko terus menumpuknya pada timbangan, hingga tidak muat lagi.
Si Pemilik toko merasa sangat jengkel dan tidak dapat berbuat apa-apa.
Karena tidak tahan, Si pemilik toko diam-diam mengambil sobekan kertas daftar belanja si ibu kumal tadi.
Dan ia-pun terbelalak.
Di atas kertas kumal itu tertulis
sebuah doa pendek :
'Tuhan, Engkau tahu apa yang hamba
perlukan. Hamba menyerahkan segalanya ke dalam tanganMu.'
Si Pemilik Toko terdiam. Si Ibu, Louise, berterima kasih kepadanya, dan meninggalkan toko dengan belanjaan gratisnya.
Si pelanggan baik hati bahkan memberikan selembar uang 50 dollar kepadanya.
Si Pemilik Toko kemudian mengecek bahwa timbangan yang dipakai tersebut ternyata rusak.
Ternyata memang hanya Tuhan yang tahu bobot sebuahdoa.
KEKUATAN SEBUAH DOA
Segera setelah anda membaca cerita ini, ucapkanlah sebuah doa. Hanya itu.
Stop pekerjaan anda sekarang juga dan ucapkan sebuah doa untuk dia yang sangat berarti bagi anda.(termasuk juga saya, hehehe..)
Lalu, re-posting ini kepada
setiap orang atau sahabat yang anda kenal.
Biarlah jaringan ini tidak terputus, karena DOA ADALAH HADIAH TERBESAR DAN TERINDAH YANG KITA TERIMA.
Tanpa biaya, tetapi penuh daya guna.
BERAPA BESAR BOBOT SEBUAH DOA ?
Louise Redden, seorang ibu kumuh dengan baju kumal, masuk ke dalam sebuah supermarket.
Dengan sangat terbata-bata dan dengan bahasa yang sopan ia memohon agar diperbolehkan mengutang.
Ia memberitahukan bahwa suaminya sedang sakit dan sudah seminggu tidak bekerja. Ia memiliki tujuh anak yang sangat membutuhkan makan. John Longhouse, si pemilik supermarket, mengusir dia keluar.
Sambil terus menggambarkan situasi keluarganya, si ibu terus menceritakan tentang keluarganya.
'Tolonglah, Pak, Saya janji akan segera membayar setelah aku punya uang.'
John Longhouse tetap tidak mengabulkan permohonan tersebut. 'Anda tidak mempunyai kartu kredit, anda tidak mempunyai garansi,' alasannya.
Di dekat counter pembayaran, ada seorang pelanggan lain, yang dari awal mendengarkan percakapan tadi. Dia mendekati keduanya dan berkata : 'Saya akan bayar semua yang diperlukan Ibu ini.'
Karena malu, si pemilik toko akhirnya mengatakan, ' Tidak perlu,Pak. Saya sendiri akan memberikannya dengan gratis.
Baiklah, apakah ibu membawa daftar belanja ?'
' Ya, Pak. Ini,' katanya sambil menunjukkan sesobek kertas kumal.'
Letakkanlah daftar belanja anda di dalam timbangan, dan saya akan memberikan gratis belanjaan anda sesuai dengan berat timbangan tersebut.' Dengan sangat ragu-ragu dan setengah putus asa, Louise menundukkan kepala sebentar, menuliskan sesuatu pada kertas kumal tersebut, lalu dengan kepala tetap tertunduk, meletakkannya ke dalam timbangan. Mata Si pemilik toko terbelalak melihat jarum timbangan bergerak cepat ke bawah.
Ia menatap Pelanggan yang tadi menawarkan si ibu tadi sambil berucap kecil, 'Aku tidak percaya pada yang aku lihat.'
Si pelanggan baik hati itu hanya tersenyum. Lalu, si ibu kumal tadi mengambil barang-barang yang diperlukan, dan disaksikan oleh pelanggan baik hati tadi, si Pemilik toko menaruh belanjaan tersebut pada sisi timbangan yang lain.
Jarum timbangan tidak kunjung berimbang, sehingga si ibu terus mengambil barang-barang keperluannya dan si pemilik toko terus menumpuknya pada timbangan, hingga tidak muat lagi.
Si Pemilik toko merasa sangat jengkel dan tidak dapat berbuat apa-apa.
Karena tidak tahan, Si pemilik toko diam-diam mengambil sobekan kertas daftar belanja si ibu kumal tadi.
Dan ia-pun terbelalak.
Di atas kertas kumal itu tertulis
sebuah doa pendek :
'Tuhan, Engkau tahu apa yang hamba
perlukan. Hamba menyerahkan segalanya ke dalam tanganMu.'
Si Pemilik Toko terdiam. Si Ibu, Louise, berterima kasih kepadanya, dan meninggalkan toko dengan belanjaan gratisnya.
Si pelanggan baik hati bahkan memberikan selembar uang 50 dollar kepadanya.
Si Pemilik Toko kemudian mengecek bahwa timbangan yang dipakai tersebut ternyata rusak.
Ternyata memang hanya Tuhan yang tahu bobot sebuahdoa.
KEKUATAN SEBUAH DOA
Segera setelah anda membaca cerita ini, ucapkanlah sebuah doa. Hanya itu.
Stop pekerjaan anda sekarang juga dan ucapkan sebuah doa untuk dia yang sangat berarti bagi anda.(termasuk juga saya, hehehe..)
Lalu, re-posting ini kepada
setiap orang atau sahabat yang anda kenal.
Biarlah jaringan ini tidak terputus, karena DOA ADALAH HADIAH TERBESAR DAN TERINDAH YANG KITA TERIMA.
Tanpa biaya, tetapi penuh daya guna.
Rintik: Kisah Dunia
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)