Kamis, 10 Desember 2009

Bersih Dari Kerak Karat Jahiliyah

Abu Waqid Al-Laitsi menuturkan, ‘‘Suatu saat kami pergi bersama Rasulullah ke Hunain. Pada saat itu kami baru saja lepas dari kekafiran. Dalam perjalanan, kami melewati orang-orang musyrik yang memiliki sebatang pohon bidara yang disebut dengan Dzatu Anwath. Mereka selalu mendatanginya dan menggantungkan senjata-senjata perang mereka pada pohon itu.

Maka tatkala melewati sebatang pohon bidara, kamipun berkata pada Rasululullah, ‘‘Ya Rasulullah, buatkanlah untuk kami Dzatu Anwath sebagaimana orang-orang musyrik memiliki Dzatu Anwath.”

Kagetlah Rasul. Kemudian berkata, ‘‘Allahu Akbar! Ini adalah tradisi orang-orang sebelum kalian. Demi Allah yang diriku dalam genggaman-Nya. Kalian telah melontarkan suatu perkataan seperti yang telah dilontarkan oleh Bani Israil kepada Musa, ‘Buatkanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka memiliki sesembahan.’ Musa pun menjawab, ‘Sungguh kamu adalah kaum yang membodoh!’. Demi Allah, kelak kamu akan mengikuti tradisi orang-orang sebelum kamu!”

Hati-hati. Kondisi pra-hijrah kita kadangkala akan terbersit lagi. Manakala situasi mendukung untuk itu. Atau kadang, kita juga menjadi begitu sombong dengan semua yang telah kita peroleh. Di saat yang bersamaan, kita lupa terhadap siapa yang memberikan.

Janganlah membangga-banggakan kekuatan, kepintaran, kekayaan dan lain-lain. Karena itu yang akan membuat kita lupa kepada Sang Pemberi dari semua itu. Apa sih yang selalu membasahi bibir para salaf? ‘‘Ya Allah tiada daya dan kekuatan bagiku kecuali dengan pertolonganmu. Ya Allah, kami berlepas diri kepada-Mu dari daya dan kekuatan kami.” Menyombongkan nasab. Menyombongkan dari apa dia diciptakan. Unsur pembentukanya. Dihinggapi kesombongan.

"Apakah seorang manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami." (At-Taghabun: 6) Ini adalah pertanyaan yang terlontar ummat-ummat para Nabi: Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Syu‘aib, Musa, Isa dan pula Muhammad SAW. Jika begitu, ini persis sama dengan apa yang dilontarkan oleh Iblis ketika mendebat Allah, "Apakah aku harus bersujud kepada makhluk yang Engkau ciptakan dari tanah?" 

Di sini. Sungguh semua serba berat jika mau berpikir lebih dalam. Bukankah semua adalah amanah? Bukankah amanah adalah hal terberat di bumi? Kedurhakaan orang berilmu jauh lebih besar daripada kedurhakaan orang yang tak berilmu.

Bila engkau tidak tahu
Maka itu adalah suatu musibah
Tetapi bila engkau tahu
Maka itu adalah musibah yang lebih besar

Ibnu Taimiyah, bahkan berkomentar tentang dirinya sendiri, ‘‘Sungguh, aku bukanlah apa-apa dan tidak pernah menghasilkan apa-apa. Aku hanyalah seorang pemerah susu dan anak seorang pemerah susu.” Seseorang yang berdakwah dengan hanya mengandalkan niat baik saja tanpa memiliki landasan fiqh dakwah yang mapan. Ia hanya akan memicu konflik di tengah ummat dan menjadikan mereka semakin menjauh dari ajaran Islam serta akan membenci para aktivisnya.

Untuk menjagai segala kealpaan manusiawi kita, mulai saat ini, tentulah kita harus menjaga Allah. Dengan begitu, Allah pula yang akan menjaga kita. Di setiap sisi kelam dari masa lalu kita. Lupakanlah. Ini adalah lembaran baru yang kita bersama Allah. Kita punya Sang Pencipta yang dulu kita tidak pernah menyapa-Nya. Atau bahkan jarang.

Tapi sekarang, ada cahaya putih yang membuat kita nyaman untuk menjalankan syari‘at-Nya. Insya Allah, keberkahan akan datang. Bahkan sampai keturunan kita. Karenanya, ketika putra Said bin Musayyib menyaksikan ayahnya sangat serius dan bersungguh-sungguh dalam beribadah melebihi batas keumuman bagi orang-orang yang seusia dengan beliau, ia bertanya, ‘‘Wahai ayahku, mengapa engkau beribadah kepada Allah sampai seperti itu?” Pada saat itu beliau menjawab, ‘‘Wahai puteraku, semua ini aku lakukan demi kalian, agar sepeninggalku kelak Allah tidak menelantarkan kalian.”

Semoga menginspirasi!

----------------------
Fachmy Casofa
fachmy_85@yahoo.co.id
http://writhink.wordpress.com/

0 Comments:

Post a Comment




Allah SWT berfirman " Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang yang menpunyai akal..." (Yusuf:111)

Random Ayat

Daftar Kisah Inspiratif ...

Ruang Cuap ...

Ruang Cuap ...
Go follow me on Twitter @ThiyaRenjana And mention me if you want me to followback, hatur tengkyu ˆ⌣ˆ

Jejak Tertinggal


Compaq Computers

Arsip Rintik...


Link To Ruang Jeda



Copy kode di bawah masukan di blog anda,

Ruang Jeda

Jazaakumullooh Khoir. Baarokalloohu Fiikum

Support Palestine

Sahabat Follower ...

Buku Tamu
Jejak Sahabat
EDIT TAB 3
EDIT TAB 4
EDIT TAB 5
   Koridor Silaturahim Ruang Jeda





Template by Thiya Renjana | blog Blogger Templates