Kamis, 18 Februari 2010

♥TIGA LELAKI BERJIWA MALAIKAT♥

(saya ambil dari buku 'Bercinta untuk Surga' yang disusun oleh Habiburrahman)

Malam hari raya Idul Fitri telah tiba. Kota Damaskus terang benderang oleh
cahaya lampu beraneka warna. Takbir bergemuruh terdengar membahana.
Dalam sebuah rumah yang sederhana, seorang wanita berjilbab putih berkata pada suaminya.

"Abu Abdillah suamiku, besok hari raya. Anak kita tidak memiliki pakaian baru seperti anak-anak tetangga lainnya. Ini semua disebabkan tindakan borosmu!"
"Aku tidak boros, aku hanya menginfakkan hartaku dalam kebaikan dan demi membantu orang-orang miskin yang membutuhkan. Ini bukan suatu pemborosan Ummu Abdillah," jawab sang suami.
"Baiklah, kumohon sekarang tulislah surat dan kirim pada salah seorang sahabatmu yang baik hati dan ikhlas, agar mereka menyisihkan sebagian hartanya pada kita. Jika keadaan kita membaik insya Allah akan kita ganti."



Abu Abdillah memiliki dua teman karib yang berhati ikhlas. Namanya Hamdi dan Usamah. Mendengar permintaan isterinya itu ia segera menulis surat, lalu memberikan pada pembantunya agar membawanya ke tempat sahabatnya, Hamdi. Pembantunya itu lalu pergi ke tempat Hamdi, menyerahkan surat yang ditulis tuannya. Hamdi membacanya dengan seksama, segera ia tahu bahwa sahabatnya yang pemurah sedang dalam kesusahan, tidak memiliki apa-apa. Hamdi berkata pada utusan Abu Abdillah,

"Aku tahu tuanmu telah menginfakkan semua hartanya dalam kebaikan. Ambillah kantong ini dan katakan pada tuanmu, hanya inilah harta yang aku miliki pada malam hari raya ini."

***
Pembantu Abu Abdillah bergegas kembali kepada tuannya dan menyerahkan kantong pemberian Hamdi itu. Abu Abdillah membuka kantong itu. Ternyata berisi seratus dinar. Ia berkata pada isterinya dengan penuh gembira, "Ummu Abdillah, lihat ini, Allah telah mengantarkan seratus dinar pada kita." Sang isteripun gembira dan berkata pada suaminya, "Cepatlah pergi ke pasar untuk membelikan pakaian dan sandal baru untuk anak-anak kita. Juga jangan lupa beli daging dan makanan."

Pada saat Abu Abdillah bersiap-siap hendak pergi ke pasar terdengar seseorang mengetuk pintu, ternyata yang datang adalah pembantu sahabatnya, Usamah. Ia datang dengan membawa surat minta pertolongan Abu Abdillah agar berkenan meminjami uang untuk membayar hutang yang telah jatuh
tempo. Tanpa berpikir panjang, Abu Abdillah langsung menyerahkan kantong berisi uang seratus dinar yang ada di tangannya pada pembantu Usamah. Ia menyerahkan semuanya tanpa mengambil barang satu dinarpun.

"Katakan pada Usamah, tuanmu. Segera lunasi hutangnya malam ini juga," pesan Abu Abdillah pada pembantu itu. Mengetahui hal itu, terang saja Ummu Abdillah marah pada Abu Abdillah yang lebih mementingkan sahabatnya daripada anak-anaknya. "Kau ini tega melihat anak kita bersedih dan kelaparan. Kalau pun kau mau membantu Usamah kenapa tidak setengah dari uang itu saja? Kenapa kau
berikan semuanya?" ucap Ummu Abdillah sewot.

Sang suami menjawab, "Temanku minta pertolonganku, bagaimana mungkin aku tidak memberinya? Aku juga tidak tahu apakah uang dalam kantong itu cukup untuk melunasi hutangnya atau tidak."
Ummu Abdillah diam dan beristighfar untuk meredam kejengkelannya pada suaminya yang terlalu baik pada orang lain itu.

***

Beberapa jam kemudian terdengar orang mengetuk pintu. Abu Abdillah membuka pintu. Ia kaget bukan kepalang, ternyata yang datang adalah sahabatnya, Hamdi. Serta merta ia memeluknya dan menyambutnya dengan hangat lalu mempersilakan masuk. Setelah duduk, Hamdi berkata, "Aku datang untuk bertanya padamu tentang kantong ini. Apakah ini kantong yang aku kirim padamu dan di dalamnya ada seratus dinar?"

Abu Abdillah mengamati kantong itu penuh seksama. Dengan nada kaget ia berkata, "Ya...ya...benar...ini adalah kantong itu. Ceritakanlah padaku, Hamdi, bagaimana kentong ini bisa kembali lagi padamu?" Hamdi lalu bercerita, "Ketika pembantumu datang kepadaku membawa suratmu,
aku berikan kantong itu. Dan itu adalah satu-satunya harta yang aku punya. Karena aku tidak punya apa-apa lagi, maka aku langsung minta bantuan pada Usamah. Dan betapa terkejutnya aku ketika Usamah memberikan kantong berisi seratus dinar yang tak lain adalah kantong yang aku kirimkan kepadamu tanpa kurang satu dinar pun. Aku takjub, untuk lebih yakin, benarkah ini kantong yang aku kirimkan kepadamu, maka aku datang ke sini untuk menguak rahasia ini." Abu Abdillah tertawa dan berkata, "Usamah lebih mengutamakan kamu daripada dirinya dan memberikan kantong itu, sebagaimana kamu lebih mengutamakan diriku daripada dirimu sendiri, Hamdi."

"Dan kamu lebih mengutamakan Usamah atas dirimu dan keluargamu. Apa pendapatmu, Abu Abdillah, jika kita bagi uang ini bertiga?" kata Hamdi sambil tersenyum.
Abu Abdillah menjawab, "Barakallahu fika, semmoga Allah memberkahimu, Hamdi."

Akhirnya uang seratus dinar itu dibagi tiga.

***
Kisah keluhuran budi tiga lelaki ini didengar oleh Khalifah. Subhanallah, dan Khalifah pun sangat tersentuh mendengarnya. Masih ada diantara umat Muhammad Saw. yang berjiwa mulia laksana malaikat. Khalifah langsung memerintahkan bendahara negara untuk memberi hadiah pada tiga lelaki
berjiwa malaikat itu masing-masing uang dari Khalifah, Abu Abdillah langsung sujud syukur lalu menemui isterinya dengan muka berseri- seri, "Ummi Abdillah, sekarang lihatlah, apa pendapatmu, apakah Allah
menelantarkan kita?"

Sang isteri menjawab dengan mata berkaca-kaca, "Tidak suamiku. Demi Allah, Dia Mahapemurah, Dia tidak mungkin menelantarkan kita. Bahkan Dialah yang melimpahkan rizki-Nya pada kita tiada putusnya."

"Sekarang kau tahu, isteriku, bahwa menginfakkan harta di jalan Allah adalah bisnis yang pasti untungnya dan tidak akan rugi selamanya.

0 Comments:

Post a Comment




Allah SWT berfirman " Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang yang menpunyai akal..." (Yusuf:111)

Random Ayat

Daftar Kisah Inspiratif ...

Ruang Cuap ...

Ruang Cuap ...
Go follow me on Twitter @ThiyaRenjana And mention me if you want me to followback, hatur tengkyu ˆ⌣ˆ

Jejak Tertinggal


Compaq Computers

Arsip Rintik...


Link To Ruang Jeda



Copy kode di bawah masukan di blog anda,

Ruang Jeda

Jazaakumullooh Khoir. Baarokalloohu Fiikum

Support Palestine

Sahabat Follower ...

Buku Tamu
Jejak Sahabat
EDIT TAB 3
EDIT TAB 4
EDIT TAB 5
   Koridor Silaturahim Ruang Jeda





Template by Thiya Renjana | blog Blogger Templates